Bab 1 Pengertian Iman (Bagian 1)

Bab 1 Pengertian Iman (Bagian 1)

Spread the love

– Secara ishthilah : (1) Membenarkan dengan hati, (2) mengucapkan dengan lisan dan (3) mengamalkan dengan anggota badan

 تَصْدِيقٌ بِالْجَنَانِ، وَ قول بِاللِّسَانِ، وَعَمَلٌ بِالْأَرْكَانِ”

Dari ishthilah ini bisa kita ambil contoh:

– Jika seseorang hanya beriman di hati lalu dia bersyahadat namun tidak shalat maka dia belum beriman

– Jika dia mengucapkan syahadat dan shalat berjamaah di masjid bersama qaum muslimin namun di dalam hatinya tak ada keimanan maka dia pun belum beriman


B. Bertambah dan Berkurangnya Iman

Apakah iman bisa bertambah & berkurang?

Jika bisa, apa buktinya?

Coba perhatikan contoh berikut:

(a) Pernah tidak pada hari tertentu, kita sangat semangat shalat berjamaah bahkan berada di shaf awal?

(b) Namun beberapa hari kemudian, kita menjadi agak malas, bukan hanya di shaf terakhir namun masbuq

Nah, pada kejadian ini bisa kita buktikan bahwa iman itu bisa bertambah dan berkurang

Tuk contoh (a) menunjukan bahwa iman kita bertambah

namun sebaliknya contoh (b) menunjukan iman kita berkurang

Lalu apa saja sih faktor yang menyebabkan iman kita bisa bertambah dan berkurang?

Faktornya diantaranya:

(a) bertambah dengan ketaatan

(b) berkurang dengan kemaksiatan

Coba kita terapkan pada contoh kita di atas

(a) Ketika shalat kita begitu semangat berarti sebelum shalat, kita melakukan amal kebaikan semisal menolong adik kita ketika kesusahan

(b) Tapi saat kita agak malas shalat nampaknya sebelum shalat, kita mengerjakan kegiatan kemaksiatan semisal membentak orang tua

Kemudian apakah Allah berfirman yang menegaskan bahwasanya iman itu bisa bertambah?

Banyak ayat mengenai ini di antaranya:

(1) وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا 

“Agar orang yang beriman bertambah imannya” (alMudatsir: 31)

(2) وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا
“Dan jika dibacakan ayat-ayatnya-Nya kepada mereka, maka bertambah kuat imannya” (alAnfal: 2)

Jika ada pertanyaan:

Ayat-ayat di atas, hanya menerangkan tentang “bertambah iman” saja, lalu mana dalil bahwasanya iman bisa berkurang?

Pendalilannya bisa dengan “mafhum mukhalafah” yaitu dengan mengambil hukum dari kebalikannya, coba kita praktikkan:

(-) Ketika ayat di atas menunjukan bahwa iman bertambah bahwa konsekuensinya suatu saat pun bisa berkurang. Dan ini bisa kita ambil praktik kenyataanya pada contoh shalat di atas.


C. Apakah iman itu juga bercabang?

Kita jawab iya. Maka imanpun laksana pohon yang punya bagian utama yaitu akar, batang dan cabang serta buah.

(*) Coba kita terapkan contohnya, akar itu ibarat syahadat, batang itu ibarat shalat, cabang itu ibarat shalat sunnah dan buah itu ibarat bisa menahan berbuatan orang lain berbuat maksiat.

Iman bercabang ini sebagaimana yang Rasulullah sabdakan:

الإِيمانُ بضْعٌ وسِتُّونَ، شُعْبَةً، فأفْضَلُها قَوْلُ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وأَدْناها إماطَةُ الأذَى عَنِ الطَّرِيقِ، والْحَياءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإيمانِ.

“Iman itu memiliki enam puluh cabang lebih. Yang paling utama adalah ucapan لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ dan yang terrendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Juga rasa malu termasuk cabang Iman” (HR Muslim)


Bogor, 13 Juli 2020

Pengajar,

Danang